Saksi longmarch warga Ciamis
*Solidaritas Kafilah Ciamis : Jika Saudara Kami dari Ciamis saja bisa, Bogor pun bisa*
Alhamdulillah, sungguh nikmat takterperi bagi kami, kafilah
GNPF-MUI Bogor Raya yang berkesempatan menuntaskan longmarch dari Kota Bogor
hingga Monas sejauh 70 kilometer, selama 24 jam. Sepanjang perjalanan longmarch
menuju Monas, sungguh banyak kejadian-kejadian yang bikin kami terharu bahagia,
menangis gembira, hingga terkaget-kaget dan terkejut-kejut. Rasa nano-nano
gado-gado, agak sulit diungkapkan, kecuali bagi yang mengalaminya langsung.
_Yang Pertama Mengagetkan.._
Adalah ketika kami mendengar bahwa kafilah Ciamis,
memutuskan berjalan kaki menuju Monas. Padahal berjarak hampir 300 km. Sebagai
penghormatan, kami sudah melobi agar kafilah Ciamis bisa lewat Bogor sehingga
ada kesempatan kami untuk menjamunya. Tapi ternyata sudah keduluan mau dijamu
oleh rekan-rekan Bekasi. Fashtabiqul khairat, MasyaAllah..
_Yang Pertama Mengejutkan.._
Adalah ketika 25 armada bis yang rencananya akan mengangkut
kami dari GNPF MUI Bogor Raya ternyata dibatalkan. Terinspirasi rekan-rekan
pejuang dari Ciamis, akhirnya kami pun berbulat tekad akan melakukan longmarch.
Lagi pula jarak Bogor - Monas hanya sekitar 70 kilometer. Jauh lebih pendek
dibandingkan Ciamis - Monas yang hampir 300 kilo. Kafilah Ciamis memang ruarr
biasa. Entahlah, kekuatan kakinya ditopang oleh apa. MasyaAllah..
_Yang Lebih Mengagetkan.._
Adalah saat kami sampaikan ke calon peserta yang sudah
mendaftar. Ternyata ada ribuan pejuang yang antusias menyambut keputusan
longmarch peserta Bogor menuju Monas. Sekali lagi, ada ribuan jamaah dari Bogor
yang bersedia dan sanggup jalan kaki menuju Jakarta. Sebaran energi dari Ciamis
nyata dahsyatnya, MasyaAllah...
_Yang Lebih Mengejutkan.._
Ternyata ada diantara peserta longmarch dari kalangan
anak-anak sekolah, wanita dan bahkan kakek-kakek. Seorang anak seusia SD
merengek-rengek ke bapaknya agar diijinkan ikut serta menemani orang tuanya,
walau akhirnya tidak diijinkan. Ada juga seorang kakek tua usia 70-an menahan
tangis gara-gara gak bisa ikut serta. Diselipkannya uang 100 ribu rupiah
sebagai tanda turut berjuang dalam Aksi Bela Islam. "Bapak titip ya mas,
bapak gak bisa ikutan jalan..". Terharu.... MasyaAllah.
_Yang Makin Mengagetkan.._
Di sepanjang perjalanan, warga sudah menunggu kedatangan
kami dengan menawarkan beragam makanan, minuman, buah-buahan, pakaian, hingga
obat-obatan. Saking banyaknya bantuan yang diberikan, puluhan mobil yang
menyertai peserta longmarch sudah tidak mampu lagi menampung pemberian warga.
Beberapa mobil bahkan sampai kelebihan beban, padahal posisi masih di sekitar
Cibinong Bogor. MasyaAllah..
_Yang Makin Mengejutkan.._
Ternyata banyak juga barang-barang unik yang diberikan
warga, yang kami pun ada yang tidak terpikirkan sebelumnya, tidak sebatas
makanan dan minuman semata. Ada handuk, sandal, sepatu, jas hujan, obat urut,
minyak angin, salep pegel linu, minuman herbal, handyplast, hingga celana dalam
sekali pake. Di Ciluar, puluhan anak-anak sekolah berjajar sepanjang jalan
memberikan kue dan minuman. Di beberapa tempat di Cibinong, ada puluhan
karyawan pabrik berseragam membagikan permen dan snack. Di Cilodong, ratusan
ibu-ibu memberikan gorengan, roti, nasi kotak, kueh hingga mobil-mobil kami tdk
sanggup menampung lagi saking banyaknya. Fenomena apa ini ? Solidaritas Kaum
Muslim, luar biasa. MasyaAllah..
_Yang Tambah Mengagetkan.._
Di Cimanggis, saat rehat sejenak untuk mengistirahatkan
badan dan meluruskan kaki, seorang ibu-ibu berjilbab besar tergopoh gopoh
menghampiri. Minta dengan sangat agar kafilah longmarcher bersedia mampir di
Masjid kompleknya. Beliau sampaikan, warga sudah menunggu berjam-jam dan telah
disiapkan tempat untuk 400-an mujahidin. Saat itu sudah jam 11 malam. Walau
sejak dari siang, perut belum terisi nasi, namun rupanya tawaran nasi tidak
cukup menarik untuk diiyakan. Sedih sekali nampak raut mukanya. "Kami
sudah menunggu berjam-jam lho pak..", ucapnya mengiba.
Taklama kemudian, secara berurutan datang berbondong-bondong
ibu-ibu yang lain, membawakan aneka makanan dan cemilan. Alhamdulillah, walau
sudah jelang tengah malam tapi suasana masih sangat ramai. Tiba-tiba mobil
berhenti di hadapan kami yang sedang duduk dan tiduran disepanjang trotoar,
lalu keluarlah ibu-ibu setengah baya. Rada-rada memaksa menggandeng anak
gadisnya yang terkesan malu-malu memberikan bingkisan ke kami. MasyaAllah..
_Yang Tambah Mengejutkan.._
Memasuki dini hari, bergabunglah rombongan massa Ormas Islam
dari Depok. Jumlah peserta makin bertambah, longmarch makin meriah, semangat
makin membuncah. Saat jelang pagi kami sudah memasuki Pasar Minggu. Seorang ibu
berlari menghampiri kami dari arah belakang. Sambil memohon dengan sangat agar
satu plastik penuh gorengan yang masih panas agar diterima. Katanya, pemberiannya
ditolak disana sini, dari belakang hingga ke depan. Saya yang berada di barisan
terdepan, akhirnya bersedia menerima. Untuk menyenangkannya, saya makan ubi
goreng dan pisang goreng pemberiannya. Si ibu menangis haru..
Taklama kemudian, dari arah seberang terlihat seorang pemuda
seusia 30-an berlari kencang menuju ke arah saya. Merangkul, mendekap erat
seraya memberikan selembar uang 20 ribuan. "Tolong diterima tadz... tolong
diterima, saya gak bisa ikut aksi. Saya hanya bisa ngasih ini..", ucapnya
mengiba. Setelah itu, bergegas dia berlari kembali ke seberang. Ternyata dia
tukang gorengan. MasyaAllah..
_Yang Paling Mengagetkan.._
Begitu melewati Pancoran, banyak diantara anggota rombongan
yang makin kepayahan, beberapa tertinggal dibelakang cukup jauh. Setengah mati
kami berusaha bakar semangat dengan yel-yel yang nyaris tidak pernah berhenti.
Beberapa peserta berjalan gontai dengan menyeret kakinya untuk melangkah.
Namun, ada seorang bapak tua dengan perawakan kurus terlihat masih kuat walau
kakinya terlihat pincang. Bikin malu kami kami ini yang jauh lebih muda,
MasyaAllah..
Memasuki Cikini, kami telah disambut ratusan warga dipinggir
jalan. Telah disiapkan aneka macam hidangan dan sarapan. Dengan sangat
terpaksa, kami tidak mampir. Kami putuskan untuk meneruskan dan menuntaskan
perjalanan, nanggung. Jam sudah menunjukkan pukul 09 pagi dan kami sebelumnya
telah bertekad tidak akan berhenti kecuali jika telah sampai lokasi. Allahu
Akbar..!
_Yang Paling Mengejutkan.._
Dari arah Cikini, massa peserta Aksi Bela Islam sudah
menyemut. Kendaraan sudah penuh diparkir di kanan kiri jalan. Untuk menghormati
kedatangan konvoi longmarch kafilah Bogor, peserta beringsut ke kiri dan kanan
memberi jalan. Sambutan luar biasa meriah dan sorak sorai diiringi takbir
membahana dari para peserta lain yang telah sampai duluan. Beberapa meter
menjelang Tugu Tani, langkah kami terhenti, tidak bisa lagi merangsek lebih
dekat. Total macet..cet..!
Alhamdulillah, usai sudah amanah dari warga Bogor
tertunaikan, menuntaskan longmarch dari Bogor hingga ke Monas sejauh hampir 70
km. Saya lihat arloji, tepat jam 10. Berarti persis 24 jam, jauh diluar
perkiraan GPS yang menginformasikan hanya 10 jam. Gerimis tipis menyambut
kedatangan kami, menyegarkan badan sebagaimana QS Al Anfaal : 11. Meneguhkan
pendirian setelah seharian berjalan untuk mengikuti aksi ini.
Saya tengok rombongan kafilah Bogor. Start jam 10 pagi ada
ribuan peserta, hingga finish menyisakan ratusan orang. Wajar saja. Makanan dan
minuman masih terlihat penuh di beberapa kendaraan pick up kami, tanpa
tersentuh. Kami bagikan di lokasi aksi dekat Tugu Tani. 24 waktu tempuh
perjalanan ini, perut gak masuk nasi, keringat sekujur badan membasahi. Luar
biasa nikmatnya menjadi bagian dalam aksi ini.
Reflek tangan ini melihat satu kresek plastik besar yang
terbungkus rapi. Saya buka, ooooh ternyata ada ratusan CD. Maaf, boro boro
ganti, bahkan kami pun taksempat mandi...!
#KamiTunaikanJanji
#KamiAlumni212

Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>