*Bismillahir Rahmanir Rahim*
Perdana Menteri Jepang Kunioki Kuiso pada 7 September 1944 mengumumkan kemerdekaan pada masa yang akan datang bagi segenap rakyat Indonesia. Hal itu dilakukan semata karena Jepang butuh dukungan dari rakyat Indonesia dalam perang melawan sekutu saat itu.
Sebagaimana tercatat dalam tinta emas sejarah perjuangan bangsa. Indonesia merdeka atas perjuangan umat Islam dengan motivasi Jihad fi sabilillah melawan para penjajah kafir.
Oleh karena itu pula Allah karuniakan kemerdekaan di hari paling mulia dan di bulan paling mulia. Hari Jum'at tgl 9 Ramadhan 1364 H/ 17 Agustus 1945 M.
Untuk itulah para founding fathers dengan sangat sadar dalam Pembukaan UUD 1945 bahwa kemerdekaan Indonesia diraih atas berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa. Karena kalau bukan atas izin Allah, mustahil bambu runcing dapat menang melawan persenjataan modern penjajah.
Setelah proklamasi kemerdekaan, Indonesia tidak serta merta berdaulat begitu saja. Banyak hal yg perlu dipersiapkan menuju bangsa yang merdeka seutuhnya dan berdaulat di tengah rongrongan Belanda yang kembali ingin menguasai Indonesia.
Indonesia perlu pengakuan negara2 lain sebagai salah satu syarat Indonesia disebut sbg negara yang mandiri dan berdaulat.
Maka pada tahun 1947 diutuslah H. Agus Salim (Menteri Luar Negeri di kabinet Hatta saat itu)bersama tim diplomatik (AR. Baswedan, Abdul Kadir, Nazir Pamuncak) bertugas utk menyebarluaskan berita kemerdekaan Indonesia, meminta pengakuan dan menggalang dana bagi pembangunan bangsa Indonesia yang baru merdeka.
Agus Salim dkk memprioritaskan mengunjungi negara2 Arab dan Islam. Dengan kesamaan aqidah dan ukhuwah Islamiyah diharapkan negara2 tsb memberikan respon positif dan mengakui kedaulatan RI.
Maka berturut-turutlah Mesir, Libanon, Suriah, Irak, Afghanistan, Saudi Arabia dan lainnya mengakui kemerdekaan dan kedaulatan RI.
*Dimanakah posisi Palestina saat itu?*
Ternyata Palestina telah mengakui kemerdekaan Indonesia setahun lebih awal dari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Palestina mengakui Indonesia merdeka pada tahun 1944 sesaat setelah mengetahui pernyataan PM Jepang pada 7 September 1944.
Pengakuan Palestina tsb kemudian disebarluaskan ke seluruh dunia oleh mufti besar Palestina Syaikh Muhammad Amin Al Husaini.
Beliau mengajak rakyat Palestina mengumpulkan dana utk membantu rakyat Indonesia yang baru lepas dari cengkraman penjajahan. Tercatatlah seorang pengusaha kaya palestina, Muhammad Ali Thahir yang menguras seluruh uangnya di Bank Arabia dan mengatakan: *"Terimalah semua harta saya ini, utk memenangkan perjuangan di Indonesia."*
Indonesia adalah bangsa ANTI PENJAJAHAN. Muqaddimah UUD 1945 menegaskan; "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dgn prikemanusiaan dan prikeadilan."
Maka adalah sangat wajar bahkan seharusnya Indonesia turut berjuang demi terwujudnya Palestina merdeka.
Indonesia dan para pemimpinnya sejak awal sangat konsen mengupayakan kemerdekaan Palestina. Presiden pertama RI Soekarno menegaskan; *"Selama kemerdekaan Palestina belum diserahkan kepada orang2 Palestina. Maka selama itulah Indonesia berdiri menantang penjajah Israel."*
Hal itu dibuktikan bung Karno bukan hanya dengan retorika semata. Dalam perjalanannya tercatat bahwa:
1. Indonesia (Presiden Soekarno saat itu) tidak mempedulikan ucapan selamat hari kemerdekaan dari Israel.
2. Soekarno tidak mengundang Israel dalam Konferensi Asia Afrika (KAA).
3. Bagi Soekarno, Palestina lebih penting daripada Indonesia lolos ke piala dunia. Tahun 1957 Indonesia bisa lolos ke putaran final Piala Dunia hanya dengan menggelar pertandingan terakhir dengan Israel. Namun Indonesia menolak melawan Israel.
4. Tidak memberikan visa bagi atlet Israel di Asian Games IV tahun 1962. Saat itu Indonesia sbg tuan rumah.
5. Oleh karena point 4 di atas, Indonesia diberikan sanksi. Tapi Soekarno dengan tegas memerintahkan Indonesia keluar dari Komite Olimpiade Internasional. Bahkan kemudian membuat olimpiade tandingan yang diikuti negara2 berkembang di Asia dan Afrika.
Dr. Mohammad Natsir (Tokoh dan Pahlawan Nasional/tokoh Islam Internasional) menyatakan; *"Persoalan Palestina bukan hanya tanggungjawab bangsa Palestina saja. Melainkan kewajiban seluruh muslim dunia."*
Beliau menyusun kitab berjudul Qadhiyatu Filistin (Masalah Palestina) utk menggugah kaum muslimin atas persoalan di Palestina.
Mantan Wasekjen Muktamar Alam Islami, Syaikh Abdullah Al 'Aqil mengatakan: "Dr. Mohammad Natsir sangat serius memperhatikan masalah Palestina. Ia temui tokoh, pemimpin dan da'i di negara2 Arab dan Islam utk membangkitkan semangat membela Palestina setelah kekalahan tahun 1967."
Kenapa kalah? Karena tidak hadirnya semangat persatuan dan lemahnya ukhuwah Islamiyah. Natsir mengatakan (1988):
*"Salah satu penyebab UTAMA mengapa perang Arab-Israel tak pernah selesai karena antar negara2 Arab itu sendiri terpecah berkeping-keping."*
Itulah realitas yang nampak hingga saat ini. Negara2 Arab saling bermusuhan. Selainnya tak peduli dan asyik menyaksikan negara2 tsb terus berkonflik.
Insya Allah, hanya dengan persatuan kita bisa bebaskan Palestina.
Semoga Aksi Bela Palestina yang menyatukan seluruh elemen umat Islam di tanah air menginspirasi persatuan dunia Islam membebaskan Palestina dari penjajahan Israel durjana. _Allahu Akbar_
_Wildan Hasan_

Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>