-->

MEMBERI ITU SESUNGGUHNYA MENGASIHI DIRI SENDIRI

Jalan hidup setiap orang terkadang tak bisa di duga. Misalnya saya. Maksud hati mencari bantuan psikolog untuk memperbaiki dan mengatasi permasalahan diri, eh malah ujung-ujungnya ‘kecebur’ jadi psikolog. Ini bukan berarti saya menyesal loh menjadi seorang psikolog, apalagi satu-satunya psikolog laki-laki yang ada di “kita & buah hati”. 
Give
Saya sesungguhnya sering merasa ketakutan dengan label “psikolog”. Seolah-olah makhluk paling bener dan paling bijak yang (mungkin) ngga ada cacatnya. Tapi ya, psikolog juga manusia. Punya rasa punya hati (lagu zaman old). Apa yang orang alami juga kami alami. Kami juga harus berjuang jatuh bangun untuk sebuah kehidupan yang patut.

Dulu, salah satu ritual yang paling saya hindari adalah praktek di ruang konsultasi. Alasannya; (1) udah kaya orang bener aja ngasih konsultasi, (2) butuh waktu lama dalam penanganan (3) kata orang, pulang-pulang pasti pusing mikirin masalah orang. Tapi itu anggapan dulu. Sekarang saya mulai suka dengan ruang konsultasi. Apa sekarang saya sudah serba tahu? Bukan! Justru saya sedang mencari tahu. 

Mungkin orang bilang saya menyediakan diri untuk membantu orang lain di ruang konsul. Tapi, sesungguhnya saya sedang membantu diri saya sendiri. Loh, kenapa bisa begitu? Suatu ketika saya tak sengaja membaca salah satu tulisan tentang bagaimana menangani anak-anak yang teraniyaya. Kesimpulan dari yang saya baca ternyata, memberi kesempatan kepada anak-anak yang pernah mengalami penganiyayaan baik secara fisik ataupun emosional untuk merawat orang/binatang yang terluka/teraniyaya sangat membantu memulihkan kondisi mental mereka dan memperoleh kembali kekuatan emosionalnya. 

Yap. Kekuatan emosional! Itu yang saya dapati. Jadi, setiap kali pulang praktek, bukan pusing yang saya dapatkan. Tapi, energi baru untuk menempa diri, memperbaiki diri, untuk melindungi diri dan keluarga, serta membuat segalanya lebih baik di sisa hidup yang saya miliki.

Terkadang, seseorang butuh sosok lain di luar dirinya untuk mematut diri, bercermin, dan melihat masalah menjadi lebih objektif sehingga tak tenggelam dalam subyektifitas diri yang akhirnya tak kunjung ada penyelesaian. Niat membantu orang lain tanpa disadari pada akhirnya berbuah bantuan untuk diri sendiri. 

Pantaslah kalau Allah mengingatkan kita dalam QS Al Isra ayat 7, “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri”. 

Jadi, jangan khawatir tak ada waktu sisa untuk membantu diri sendiri di saat memutuskan untuk membantu orang lain. Justru saat itulah sesungguhnya kita sedang membantu diri sendiri. 

Mari kita ringankan diri untuk membantu sesama dengan apa yang kita bisa. Inilah terapi jiwa yang tak butuh PSIKOLOG dan RUANG KONSULTASI. Sekali lagi, dengan MEMBERI sesungguhnya kita sedang MENGASIHI DIRI SENDIRI.. 

Hilman Al Madani, M.Si, Psi 

Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>

Click to comment