Bismillah.
Betapa enaknya jadi muslim!
Apa yang luput dari apa yang ia harapkan dari usahanya, yang pastilah tak semua faktor penyebab terjadinya takdir tak akan pernah ia ketahui sempurna, tak perlu ia risaukan, karena Allah Yang Maha Mengetahui past menjaga dirinya, dan menggantikannya, dengan sesuatu yang pastilah pula akan terbaik untuk dirinya.
Bukan dengan sesuatu yang ia kira penting, yang ia kira baik bagi dirinya!
Maka sungguh benar sekali, dalam agama "salaam", "salaamah", Islam yang memberikan "keselamatan" ini, manusia yang sudi berislam, beriman, berihsan, adalah manusia paling selamat, sejahtera, bahagia, di Dunia dan di akhirah.
Ia punya Tuhannya, Allah, Sang Penguasa Langit dan Bumi, yang pasti mengasihinya dan menyayanginya.
Allah.
Bukan tuhan khayalan. Berapapun jumlahnya, si tuhan-tuhan itu. Dan betapapun konon kuatnya di hikayat, mitos, legenda, kisah, kitab manapun.
Cukup Satu Tuhan saja!
Dan Beliau Maha Perkasa! Maha Menguasai! Maha Memelihara!
😄☺
Allah Ta’aala berfirman,
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22) لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آَتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (23)
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka-cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Al Hadiid ayat 22-23)
Inilah juga kiranya yang dimaksudkan dalam sabda nabi terakhir kita dari 124.000 orang nabi kita sejak awal jaman, Nabi Muhammad bin 'Abdullah bin 'Abdul Mutholib, shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa:
“Hendaklah engkau mengetahui bahwa sesuatu yang ditakdirkan akan menimpamu, tidak mungkin luput darimu. Dan segala sesuatu yang ditakdirkan luput darimu, pasti tidak akan menimpamu.” - HR. Ahmad 5/185. Dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy (kuat).
Dan sungguh ada pula penjelasan yang kiranya amat bagus dari Asy Syaukani rahimahullah. Beliau berkata, “Janganlah bersedih dengan nikmat dunia yang luput darimu. Janganlah pula berbangga dengan nikmat yang diberikan padamu. Karena nikmat tersebut dalam waktu dekat bisa sirna. Sesuatu yang dalam waktu dekat bisa sirna, tidak perlu dibangga-banggakan. Jadi tidak perlu engkau berbangga dengan hasil yang diperoleh, dan tidak perlu engkau bersedih dengan sesuatu yang luput darimu. Semua ini adalah ketetapan dan takdir Allah … " (Fathul Qodir, Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani, Mawqi’ Al Islam, 7/158)
...
Jika demikian, maka tentulah sungguh tidak perlu seseorang sampai merasa putus asa, stress, apalagi menzalimi diri berlebihan, dari apa yang tidak ia peroleh.
Karena jika itu ditakdirkanNya, Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, maka pastilah akan terjadi, di bawah kendaliNya.
Alhamdulillah!
Kau punya Tuhan!
Wahai orang nan beriman!
Yang mengasihimu, menyayangimu!
Setiap waktu!
Perlu apa lagi, lalu?
Meratapi 'nasib buruk' kah, kamu?
Ayolah, kau lebih baik daripada hanya itu!
Kau sungguh punya Tuhanmu!
Alhamdulillah.
Wastaghfirulloh.
Wallohua'lam.
Di Yogyakarta, 13 Robi'ul Awwal 1436/4 Januari 2015
Abu Taqi Mayestino
Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>